Rabu, 18 April 2012

kelompok 2 akidah ahlak


BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Pendahuluan

Dalam dunia pendidikan, terutama dalam dunia pendidikan dasar khususnya di MI selain memerlukan pendidikan umum, para peserta didik juga memerlukan pendidikan agama. Salah satu dari pendidikan agama yaitu pembelajaran Aqidah Akhlak. Karena dalam pembelajaran Aqidah Akhlak ini mengenalkan peserta didik dari dasar  tentang agama dan keyainan tentang adanya Allah.
Dalam pembelajaran Aqidah Akhlak khususnya di Mi juga memerlukan pendekatan – pendekatan serta metode atau strategi yang dapat diterima oleh peserta didik di MI. Oleh karena itu dalam pembelajaran itu memelukan pendekatan – pendekatan secara khusus, karena karekteristik setiap individu itu berbeda, setiap pserta didik merupakan makhluk yang paling unik dalam proses belajar – mengajar.
Dari setiap mata pelajaran di MI untuk mengajarkan ke peserta didik dengan pendekatan – pendekatan secara berbeda- berbeda. dalam pembelajaran Aqidah Akhlak ada beberapa pendekatan yang di khususkan untuk peserta didik di MI.
Oleh karena itu dalam makalah kami ini kami akan mencoba menguraikan beberapa pendekatan dan komponen pembelajaran yang di khususkan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di tingkat MI.  







1.2                             Tujan pembahasan
Dari penjelasan di atas kami dapat mengambil beberapa tujuan, antara lain :
1.    Dapat memahami pendekatan – pendekatan yang digunakan di MI.
2.    Dapat menjelaskan pendekatan yang sesuai dengan materi pelajaranya.
3.    Dapat menguraikan macam – macam komponen – komponen pembelajaran di MI

1.3                Rumusan masalah
1.     Menjelaskan pengertian pendekatan sistem
2.    Menjelaskan pengembangan Aqidah Akhlak di Mi
3.    Menjelaskan komponen – komponen pembelajaran

 













BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Pengertian Pendekatan Sistem
Dalam Kamus Buku Besar Indonesia, pendekatan adalah Usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian. Sedangkan dalam  pengertian bahasa Inggris, pendekatan diistilahkan dengan ‘’approach’’, dan dalam bahasa arab disebut dengan ‘’madkhal’’.
Pendekatan selalu terkait dengan tujuan, metode dan teknik. Karena teknik yang bersifat inflementasional dalam pengajaran tidak terlepas dari metode apa yang digunakan. Sementara metode sebagai rencana yang menyeluruh tentang penyajian materi pendidikan selalu didasarkan dengan pendekatan, dan pendekatan tersebut merujuk kepada tujuan pendidikan yang telah diterapkan sebelumnya.
Istilah sistem hampir dapat ditemukan dalam semua disiplin ilmu. Dalam kaitannya dengan perencanaan pembelajaran, perlu dikemukakan beberapa istilah yang terkait dengan sistem untuk membantu mempermudah pemahaman sistem perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlak di MI. Sistem adalah gabungan dari komponen-komponen yang terorganisasi sebagai satu kesatuan dengan maksud untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam konteks pembelajaran, sistem dapat didefinisikan sebagai keseluruhan komponen terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan untuk bekerja sama mencapai hasil atau tujuan yang diharapkan. Dengan demikian, sistem mempunyai sejumlah komponen pembelajaran, setiap komponen memiliki fungsi yang berbeda, tetapi antara komponen yang satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan.

Ciri-ciri dari sistem adalah memiliki tujuan, fungsi masing-masing komponen, keterkaitan komponen yang satu dengan komponen yang lainnya, ada keterkaitan atau kerjasama, proses transformasi, umpan balik, dan ada kawasan.[1]
Pendekatan sistem dalam mengajar merupakan kebiasaan dalam memandang benda atau peristiwa dalam hidup sebagai pendekatan sistem yang digunakan memilah metode yang cocok untuk pembelajaran Aqidah Akhlak di MI, pendekatan  sistem  merupakan keterampilan dalam menganalisis serta melakukan pemilihan pendekatan  sistem yang  merupakan suatu paduan rangka perencanaan dan penyelenggaraan pengajaran.[2]
Cara pandang pendidikan islam berdasarkan sistem dapat digambarkan sebagai proses belajar mengajar yang dipengaruhi masyarakat islam untuk menghasilkan lulusan yang mampu berperan dalam hidupnya untuk mempengaruhi dan mengembangkan kehidupan orang islam dalam lingkup kehidupan bangsa indonesia. [3]

2.2              Pendekatan sistem pembelajaran Aqidah Akhlak
Pembelajaran merupakan kegiatan dimana seorang secara sengaja di ubah dan dikontrol dengan maksud agar bertingkah laku atau beraksi terhadap kondisi tertentu.  Oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran memerlukan pendekatan – pendekatan terhadap peserta didik, agar pendidik dapat menentukan karakteristik media,strategi bahkan karakteristik peserta didik yang berbeda[4].
Pengertian pendekatan sistem dalam pembelajaran Aqidah Akhlak adalah suatu proses kegiatan untuk kebutuhan dalam proses belajar mengajar untuk menetapkan penggunaan metode dan alat yang tepat. Mengevaluas  hasil pembelajaran dan merevisi sebagian atau seluruh sistem yang dilaksanakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak.
 Dengan adanya pendekatan sistem pembelajaran Aqidah Akhlak untuk tingkat MI dapat mengetahui seluruh variabel yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik, sehingga kita dapat menjadikan itu sebagai pijakan dalam mengembangkan pembelajaran yang terbaik untuk peserta didik tingkat MI.

2.3              Pengembangan Sistem dalam pembelajaran Aqidah Akhlak
Pengajaran adalah suatu usaha mengubah seseorang agar ia dapat berperilaku tertentu. Usaha pengubah itu dilakukan secara terkendali.
Pengembangan senantiasa didasarkan kepada pengalaman, prinsip yang telah teruji, pengamatan yang yang seksama, dan percobaan yang terkendali. Pengembangan sistem dan perancang pelajaran mempunyai kegiatan pokok antara lain adalah[5]:
a.        Mententukan hasil belajar yang bisa diamati dan ukur
b.      Mengenal ciri siswa yang diajar.
c.       Memilih dan menyenglarakan belajar.
d.      Memilih dan menentukan media.
e.       Memantau perilaku siswa.
f.       Menentukan persyaratan keberhasilan siswa.
g.      Menentukan metode yang tepat untuk menilai kemampuan siswa.
h.      Mengadakan perbaikan pelajaran

Komponen-komponen pembelajaran aqidah akhlak di MI
1)                  Tujuan
Tujuan yang harus dipahami oleh guru meliputi tujuan berjenjang mulai dari tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan umum pembelajaran sampai tujuan khusus pembelajaran. Proses pembelajaran tanpa tujuan bagaikan hidup tanpa arah. Oleh sebab itu, tujuan pendidikan dan pembelajaran secara keseluruhan harus dikuasai oleh guru. Tujuan disusun berdasarkan ciri karakteristik anak dan arah yang ingin dicapai.
Tujuan belajar adalah sejumah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru yang diharapkan tercapai oleh siswa (Hamalik, 2003: 73).
Lebih lanjut menurut Oemar Hamalik bahwasannya komponen tujuan pembelajaran, meliputi:
 (1) tingkah laku
 (2) kondisi-kondisi tes
 (3) standar (ukuran) perilaku.a
Adapun tujuan dari pembelajaran Aqidah Akhlak antara lain:
·         Menumbuhkembangkan Aqidah melalui pemberian, pemupukan dan pengemabangan pengetahuan,penghayatan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik  tentang Aqidah islam.
·         Mewujudkan manusia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dala kehidupan individu maupun sosial, sebagai manivestasi dari ajaran dan nilai – nilai Aqidah islam.

2)                  Guru
Guru adalah sebuah profesi. Oleh karena itu, pelaksanaan tugas guru harus profesional. Walaupun guru sebagai seorang individu yang memiliki kebutuhan pribadi dan memiliki keunikan tersendiri sebagai pribadi, namun guru mengembangkan pembelajaran untuk mengantarkan anak didiknya mencapai tujuan. Untuk itu guru harus menguasai seperangkat kemampuan yang disebut dengan kompetensi guru.
Oleh karena itu, tidak semua orang bisa menjadi guru yang profesional. Kompetensi guru itu mencakup kemampuan menguasai siswa, menguasai tujuan, menguasai metode pembelajaran, menguasi materi, menguasai cara mengevaluasi, menguasai alat pembelajaran, dan menguasai lingkungan belajar.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar mangajar. Menurut Usman ada empat peran guru dalam pembelajaran, yaitu:
1)      sebagai demonstrator, lecturer (pengajar)
2)      sebagai pengelola kelas
3)      sebagai mediator dan fasilitator
4)      sebagai motivator.

v Penerapan Seorang guru dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di MI  harus mejadi  contoh yang baik bagi peserta didiknya, misalnya memberi contoh kepribadianya , sopan santun, saling menghargai antar sesama, dan meningkatkan keimanan.

5)                  Murid
Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam konteks keagamaan murid digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang tokoh bijaksana. Peserta didik  memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda
Siswa yang semula dipandang sebagai objek pendidikan bergeser sebagai subjek pendidikan. Sebagai subjek, siswa adalah kunci dari semua pelaksanaan pendidikan. tiada pendidikan tanpa anak didik. Untuk itu siswa harus dipahami dan dilayani sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya sebagai siswa.
Siswa adalah individu yang unik, mereka merupakan kesatuan psiko-fisis yang secara sosiologis berinteraksi dengan teman sebaya, guru, pengelola sekolah, pegawai administrasi, dan masyarakat pada umumnya. Mereka datang ke sekolah telah membawa potensi psikologis dan latar belakang kehidupan sosial. Masing-masing memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda. Potensi dan kemampuan inilah yang harus dikembangkan oleh guru.

v Penerapan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di MI:
Seorang siswa harus dapat mengaplikasikan pembelajaran Aqidah Akhlak dalam kehidupan sehari – hari.
Contohnya :
Siswa mengaplikasikan berdo’a sebelum dan sesudah melakukan perbuatan, saling tolong-menolong, berakhlakul karimah. 

6)          Metode
Metode mengajar merupakan cara atau teknik penyampaian materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh guru. Metode mengajar ditetapkan berdasarkan tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik anak.
v Dalam penerapan pembelajaran Aqidah Akhlak di Mi dapat menggunakan metode – meetode antara lain :
·         Metode keteladanan
·         Metode nasihat
·         Metode pembiasaan
·         Metode hukuman
·         Metode ganjaran/pemberian hadiah




7)                  Media
Agar materi pembelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa, maka dalam proses belajar-mengajar digunakan alat pembelajaran. Alat pembelajaran dapat berupa benda yang sesungguhnya, , gambar,  dan sebagainya yang dituangkan dalam media. Media itu dapat berupa alat elektronik, alat cetak, dan tiruan. Menggunakan sarana atau alat pembelajaran harus disesuaian dengan tujuan, anak, materi, dan metode pembelajaran.
Oleh karena itu diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang memadai diperlukan tenaga pengajar yang handal dan mempunyai kemampuan (capability) yang tinggi.
v Dalam peerapan pembelajaran Aqidah Akhlak di Mi dapat menggunakan media card short,menyanyi,permainan,media audio visual.

8)                  Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponenn pendukung dalam proses belajar mengajar, misalnya ruang kelas, meja, kursi papan tulis dan lain sebagainya, sehingga dapat mendukung proses belajar mengajar di tingkat MI..

9)                  Evaluasi
Evaluasi dapat digunakan untuk menyusun kemampuan peserta  didik. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif, obyektif, kooperatif, dan efektif. Dan evaluasi dilaksanakan berpedoman pada tujuan dan materi pembelajaran.
Guru harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan menetapkan standar keberhasilan. Sebagai contoh, jika semua siswa sudah menguasai kompetensi dasar, maka pelajaran dapat dilanjutkan dengan catatan guru memberikan perbaikan (remidial) kepada siswa yang belum mencapai ketuntasan. Dengan adanya evaluasi, maka dapat diketahui kompetensi dasar, materi, atau individu yang belum mencapai ketuntasan.










BAB III
Kesimpulan

v  Seorang guru sebelum melakukan proses belajar mengajar menentukan harus melakukan pendekatan, salah satunya yaitu pendekatan sistem.
v  Rangkaian dari sistem –sistem tersebut, antara lain komponen –komponen pembelajaran.
v  Komponen – komponen pembelajaran di tigkat MI antara lain :
·         tujuan
·         guru (pendidik)
·         siswa (peserta didik)
·         metode
·         media
·         sarana dan prasarana
·         evaluasi
v  ada empat peran guru dalam pembelajaran, yaitu:
·                     sebagai demonstrator, lecturer (pengajar)
·                     sebagai pengelola kelas
·                     sebagai mediator dan fasilitator
·                     sebagai motivator.

                       










DAFTAR PUSTAKA

Satrawijaya tresna, pengembangan program pengajaran, PT rineka cipta. Jakarta :1991
Muhaimin,  paradigma pendidikan islam, PT remaja rosedakarya, Bandung:2008
Hamalik oemar,  perencanaan pengajaran, PT Bumi Aksara, jakarata: 2006






[1] Dr. Armai Arief, M.A. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Ciputat Pres, Jakarta: 2002) hal.104.
[2] Drs. Darwyn Syah, M.Pd dkk, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam (Gaung Persada Pres, Jakarta: 2007)hal.57-58.

[3] Tim Dosen IAIN Sunan Ampel Malang, Dasar-Dasar Kependidikan Islam, (Karya Abditama, Surabaya: 1996)hal.147-148.
[4] Drs.Muhaimin,”Paradigma Pendidikan Islam” (Pt. Remaja rosedakarya, Bandung: 2008) hal. 164-165
[5]Tresna sastrawijaya,” pengembangan program pengajaran”. (PT. Rineka cipta, jakarta : 1991), hal 14-15
Post title : kelompok 2 akidah ahlak
URL post : http://pgmic-2010.blogspot.com/2012/04/kelompok-2-akidah-ahlak.html

0 komentar:

Show Emoticons

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :q: :s:

Posting Komentar